Searching

Saturday, 18 May 2013

Perempuan dan Materialisme

“Cewek Matre“ tentu kata ini sangat dekat di telinga kita semua, dan seeing kali dihindari oleh para laki-laki untuk mencari pendamping hidupnya. Sifat alamiah manusia, terutama adalah perempuan yaitu materialis. Maka, yang mengatakan bahwa tidak semua perempuan itu matre adalah golongan muna. Yang membedakan hanyalah tingkat materialismenya, apakah perempuan itu mampu mengendalikannya atau justru mendewakan paham materialisme didalam dihidupnya. Yang sangat berbahaya jika perempuan sudah menjadikan materialisme sebagai patokan utama segala unsur dalam kehidupannya.

Materialisme sendiri merupakan pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Artinya segalanya diukur dari uang, harta dan sejenisnya. Materialisme mendasarkan semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi.

Maka berdasar teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme.Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme. Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial. Paham ini sendiri mendapat dukungan dari para filsuf seperti Epikuros, Demokritos dan Lucretius Carus yang tidak jauh berbeda dengan materialisme yang berkembang di Perancis pada masa pencerahan. Kita bisa membaca karangan La Mettrie yang berjudul L'homme machine (manusia mesin) dan L'homme plante (manusia tumbuhan) sebagai bentuk karangan yang mewakili paham ini.

Yang perlu ditekankan ialah memang dalam hidup kita memerlukan materi, bahkan saat kita berpikir pun kita tetap memerlukan otak sebagai bentuk materi untuk mendukungnya. Tetapi, haruslah kita mampu menguasai sifat materialis itu sendiri atau akan terjadi hirearki terbalik, “Materi membunuh anda“. Penguasaan diri terhadap sifat ini sangatlah perlu, apalagi kaitannya kepada kita yang perempuan tetapi lelaki pun juga perlu. Karena apa? Sebagai perempuan, kitalah yang akan menjadi penggerak mesin-mesin operasional kehidupan rumah tangga. Menanamkan mental dan juga pemikiran kepada anak2, jika sebagai perempuan kita tidak mampu mengendalikan sifat materialis maka hal ini akan sangat buruk dampaknya terhadap lingkungan keluarga kita. Sebagai mesin kontrol utama yang menanamkan dasar-dasar pemahaman kepada anak2 jangan sampai anak2 tersesat dalam paham materialisme yang tak terkendali. Tidak ada satu pun manusia apalagi perempuan yang tidak punya sifat materialis, karena segala keperluan hidup yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan jasmani tidak dapat terpenuhi hanya dengan berdo'a tanpa adanya usaha untuk memenuhinya, dalam hal ini bisa dengan bekerja.

No comments:

Post a Comment