Searching

Tuesday, 24 September 2013

Tan Malaka

Tan Malaka, seorang sosok cerdas dari Indonesia yang kecerdasannya melampaui batas manusia dijamannya. Namun justru terlupakan, beliau disingkirkan. Tan Malaka berpendapat bahwa menurutnya, pendidikan rakyat jelas merupakan cara terbaik membebaskan rakyat dari kebodohan dan keterbelakangan untuk membebaskan diri dari kolonialisme. Tan Malaka dan gagasannya tidak hanya menjadi penggerak rakyat Indonesia, tetapi juga membuka mata rakyat Philipina dan semenanjung Malaya atau bahkan dunia. Tan Malaka yang bahkan dihapuskan dari deretan nama pahlawan nasional di masa orde baru namun namanya tetap menggema di Eropa. Pemikiran-pemikirannya adalah pendobrak perubahan jaman. Tetapi, sayangnya akses mengenai beliau tertutup rapat. Kalau pun terbuka tentu banyak sekali hal yang tak sama disampaikan. Setiap kali membaca kisah-kisah beliau dan pemikirannya mengenai Madilog terdecak rasa kagum luar biasa. Memang sangat berat untuk memahami apa yang ingin disampaikan oleh beliau dalam bukunya “Madilog“ yang konon dilarang beredar pada masa pemerintahan OrdeBaru.

Sebuah buku karya Harry Poeze (sejarahwan Belanda) yang judulnya berarti Dihujat dan Dilupakan; Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia 1945-1949 (terbitan Indonesia berjudul: Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia) sungguh luar biasa dari segi kuantitas dan kualitas. Terdiri atas tiga jilid setebal 2.194 halaman, buku ini bukan saja menggunakan dokumen Indonesia dan Belanda, tetapi juga arsip Rusia. Ini merupakan biografi terbesar dalam sejarah modern Indonesia.

Dalam bukunya Poeze menuliskan bahwa makam Tan Malaka di Jawa Timur. Lokasi tempat Tan Malaka disergap dan kemudian ditembak adalah Dusun Tunggul, Desa Selopanggung, di kaki Gunung Wilis. Penembakan itu dilakukan oleh Suradi Tekebek atas perintah Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya. Pada masa selanjutnya, Soekotjo pernah menjadi Wali Kota Surabaya dan terakhir berpangkat brigjen, meninggal tahun 1980-an. Selama 36 tahun lebih Poeze berburu jejak menyelesaikan pencariannya tentang Tan Malaka.

No comments:

Post a Comment