Searching

Tuesday, 16 July 2013

Dalam Sujud Memelukmu



Jika rasaku dan rasamu itu menyatu, kita akan bertemu pada sujud sepertiga malamku.

Jika tarikku adalah hembus nafasmu, kita akan bertatap pada sujud subuh menyemput.

Jika langkahku senada gerak kakimu yakinlah dhuha esok pagi menyenandungkan tapakmu.

Jika gemulaiku seraya ayun jarimu, pada dhuhur ku titipkan salamku.

Jika lelahku dan lelahmu itu tertuju, damai ashar meniadakannya dalam semburat syahdu.

Jika senjaku jua senjamu saling berharap maka satulah jalan yang kita tuju, Maghrib untukNya.

Bilakah penyerahanku dan penyerahanmu itu saling terpaut, pada Isya' kita terdiam meminangNya.

Jikalaulah masih tersemat kira yang meragu, bisalah jadi hanya tahajudlah yang akan menenangkan pengharapanmu.
Pun sedemikian bagiku.






Dalam Sujud Memelukmu
BraemarHill, 16 July 2013
01.15 am
Ay

Monday, 15 July 2013

Pengaruh Pragmatisme terhadap Kaum Intelektual

Ada sebuah pernyataan, “Pragmatisme yang lahir setelah epistemologi sekuler memvonis bawa tak ada cara menemukan kebenaran yang sungguh-sungguh dapat diandalkan oleh manusia. Tak ada kebenaran yang bernilai mutlak. Semua kebenaran itu relatif termasuk agama, tidak hanya satu tetapi banyak, tergantung dari sudut mana memandang. Kebenaran agama juga tidak bernilai mutlak, karena kemutlakan hanya ada disisiNya. Setiap kebenaran termasuk kebenaran wahyu tak kebal kritik semua masih bisa dipertanyakan kebenarannya.“

Mari menanggapinya dengan kepala yang jernih dan hati yang tidak menyombong lebih dulu. Pernyataan seperti diatas sering mempengaruhi dasar-dasar pemikiran sebagian kaum yang mengaku sebagai generasi intelektual. Jika tidak arif menyikapinya kita bisa dengan sia-sia jatuh sebagai korban cacat pemikiran.

Mari sekilas kembali menelaah secara jeli bahwa, relativisme epistemonologis diorbitkan melalui sebuah argumen yang menumpang pada teori relativitas alam dan sifat kejamakan ilmu ukur. Relativisme epistemonologis dapat dengan mudah melemahkan keimanan. Bukti yang kuat ialah banyaknya orang percaya kepada Tuhan tetapi tidak kepada agama. Agama hanya dianggap sebagai kumpulan ritual untuk menenangkan jiwa yang kalut dalam dosa. Serta hanya mengharapkan Tuhan sebagai tempat memohon ampunan. Agama hanya dipandang secara pragmatisme. Tanpa isi tanpa esensi.

Coba kita pahami lebih lanjut apa itu pragmatisme. Kaum pragmatis menganggap bahwa manfaatlah yang lebih tepat dijadikan sebagai ukuran kebenaran. Dengan mengutamakan bahwa sebuah kebanaran harus mempunyai manfaat praktis dalam kehidupan manusia. Lalu bolehkah saya bertanya, menurut kacamata siapakah manfaat itu bisa dikatakan memberi nilai praktis? Tentu setiap orang tidak mempunyai pandangan yang sama. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran pernyataan diatas bahwa kebenaran itu relatif. Maka jika kebenaran ialah relatif apakah masih bisa disebut sebuah kebenaran? Bisakah dijadikan sebagai tolak ukur berkehidupan? TIDAK.

Apakah tidak ada kaum pragmatis yang mempercayai kebenaran agama? Ada. Tetapi dalam prakteknya mereka hanya sebatas mempercayai dan mengambil secuil saja yang menurutnya bermanfaat dan yang tidak (menurutnya) akan diabaikan. Dimanfaatkan hanya sebatas kedudukan fungsional agama meskipun mereka mengakui bahwa agama mempunyai pengaruh yang baik dalam jiwa individunya. Inilah yang lebih disebut beragama tapi cuma sampai pada kulitnya.

Relativisme beserta anak buahnya seperti pragmatisme, solipsisme, perspektisme, skeptisme, inderterminisme dan seterusnya hanya dapat dibenarkan jika terletak pada tempatnya. Sayangnya, banyak pihak menggeneralisasi relativisme ini sehingga mencakup kebenaran lain yang “pasti benar“ menurut otak waras. Menyusup didalamnya. Maka jika kita tidak teliti akan sangat gampang dipengaruhi bahkan sadisnya dikibuli.

Menurut penganut epistemonologi sekuler, antara sains dan agama tidak dapat dikonfrontasi. Masing-masing harus berdiri pada wilayahnya. Agamawan berkutik pada teoritas agama dan ilmuwan pada bidang sains. Keduanya tidak boleh mengintervensi. Harus tahu batasannya.

Fine, bagi penganut epistemonologi sekuler mungkin hal ini benar. Tetapi mari kita coba berpikir selangkah didepan. Ilmu pengetahuan dan Sains seharusnya tidak pernah dilepaskan dari pengaruh terhadap keTuhanan. Mari kembali kepada Sang Maha Tahu. Sains seharusnya beremanasi dari segi keimanan/keTuhanan. Menyingkirkan Tuhan dari wawasan berpikir merupakan kesalahan paling besar, hal ini hanya akan menghasilkan sains yang rabun. Ibarat orang rabun jalannya lambat dan sering kesasar. Begitu juga dengan sains yang rabun. Bukanlah hal ini justru memposisikan diri sebagai makhluk paling pintar? Sepintar-pintarnya manusia ialah dia yang paling tahu letak kekurangannya maka dari sanalah ia belajar. Belajar dan belajar. Berproses untuk sesuatu yang lebih baik. Maka nyatalah ia tahu dari segala yabg diketahuinya ternyata ia belumlah tahu, sebab DIA-lah sang pemilik segala Pengetahuan tak terkecuali pengetahuannya sendiri.

Saturday, 13 July 2013

Bukan Hanya Sebatas

Apa itu cinta?
Manusia masih terus mencari apa itu cinta. Mereka berusaha menerjemahkannya dalam berbagai kalimat. Ada yang pernah bilang bahwa, “Cinta adalah pengorbanan“. Bagaimana bisa dikatakan demikian? Jika ketika aku merasa berkorban berarti cinta di dalam diriku telah pudar. Ia terkalahkan oleh perasaan merasa telah berkorban. Lalu apakah cinta tidak butuh pengorbanan? Tidak.

Ketika cinta telah diracuni perasaan berkorban maka yang ada ialah kalkulasi. Menghitung dan menghitung apa yang telah dikorbankan. Sebanyak apa. Apa saja. Semuanya dihitung dengan barometernya. Maka yang demikian ialah matematika. Hitungan. Sedang dalam cinta tidak ada yang namanya perasaan merasa berkorban.

“Semua telah aku berikan tapi apa yang kamu lakukan kepadaku? Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu?“  Pernah mendengar kekasih kalian berkata demikian? Maka kandaslah cintanya. Ini bukan lagi cinta, sebab cinta tidak akan menyebut pengorbanannya. Lha wong pengorbanannya itu tidak seberapa dibanding cintanya, jika ia benar-benar cinta.

Keindahan dalam cinta itu ialah mencintai. Apapun dan siapa pun. Bahkan tidak mengharap sesuatu/sesiapa itu berbalik mencintainya. Mencintai bagi sang pencinta ialah keindahan dalam percintaan. Ia tak harus bersambut tangan, ia tak harus dikatakan, tak harus disampaikan. Tunggu-tunggu. Bagaimana bisa aku katakan tak harus disampaikan? Ya harus dong, harus disampaikan. Tetapi sampaikanlah dengan cara pecinta mencintai cinta.

@melonov: Hayah.. Mbulet Ay. Apa maksudnya ini?

Begini-begini. Dalam sebuah chat intern dengan salah satu teman amburadulku aku pernah membahasnya. Tepatnya aku selalu lupa kapan terakhir chat dengannya, Melonov.
Seapes-apesnya seorang pecinta ialah ia yang tak berani mengungkapkan cintanya. Sudah masuk dalam katagori Nelongso Akut . Konon katanya lebih mirip pecundang. Tetapi ya tidak perlu harus mengungkapkannya secara ekstrim. Bisa melalui gerakan bahasa tubuh, melalui bahasa mata ataupun bahasa bibir. Tetapi bukan aku menyuruh kalian melirik sampai belekan . Bisa jadi itu lebih norak. Ada banyak pecinta yang mati penasaran, hanya karena tidak berani menunjukkan bahwa ia mencintai seseorang. Mengenaskan.

Okey, kembali kepada bahasan mengenai apa itu cinta?

Sepertinya ketiak-ketiak cemara pun ikut menerjemahkan bahwa cinta itu seperti desir-desir angin yang menghembusnya. Lalu apakah semilir juga cinta?

Cinta tak terjemah. Tidak oleh tata bahasa dan gerakan. Tidak terjemah sekalipun. Cinta ialah sesuatu yang sakral. Antara kau dan kekasihmu. Antara kau dan keluargamu. Antara kau dan teman-temanmu. Antara kau dan musuhmu. Dan yang terpenting ialah antara kau dan DIA. DIA DIA dan DIA. Walau bisa jadi memang antara kau dan aku. Aku? Iya. Kau dan aku pun tertaut karena cinta. Entah siapa pun engkau terpaut dengan padanganku ataupun tidak. Tetapi jika kau membaca ini, tertautnya itu karena cinta. Cinta sebagai sesama manusia.

Ini tentang sebuah. Bukan hanya sebuah. Meski mungkin telah terlewatkan ribuan mil jaraknya. Tak tertuju sinar mata. Tidak terjumpa badannya. Jumpa?

Jika bagimu pertemuan ialah tubuh bertemu tubuh maka sesungguhnya tidak bisa dikatakan bertemu. Bagaimana kau yakin bertemu? Mungkin tubuh bisa kau peluk tapi hati entah hinggap dimana. Maka pertemuan itu tak mesti tubuh bertemu tubuh. Mata menatap mata. Tanpa bertatap mata pun aku tetap selalu bertemu denganmu. Kenapa tertawa? Kau tak percaya? Bagaimana aku bisa berlari jauh jika setiap pandanganku adalah dirimu. Maka engkau menjelma disetiap sudut ruanganku.

Kadang bertemu tak jua selalu itu. Bisa jadi bertemu ialah hati yang sama-sama mengirimkan lantunan al-fatihah. Bertemu dalam kediaman do'a. Maka menurutku pertemuan yang paling indah ialah ketika kita saling bertemu dalam sentuhan dahi kepada tanah. Sujud. Bertemu dengan saling mengirimkan do'a yang terbaiknya.

Terkadang manusia sering dibuat bingung dengan cinta. Bingung? Itu karena kamu tidak mengenalinya. Bagaimana bisa kenal jika terhadap cintaNya saja kamu acuh? Mengenal cinta dan mengendalikan rasa cinta itu sendiri ialah dengan mengenali cintaNya. Iya, cintaNya. Bukankah DIA Maha Pecinta?

@Rey: Aku bingung mbak sma perempuan. Kadang dia baik, kdang bawel dan marah2 ga jelas.

Heeheheheehee.... Saya saja yang perempuan kadang bingung. Kenapa bisa begitu. Tiba-tiba sedih secara gak jelas dan marah-marah gak jelas. Apakah mungkin ini sydrome baby blues? Hushh.... Itu kan khusus emak-emak habis melahirkan.

Jangan terburu-buru menyimpulkan kecurigaanmu. Bisa jadi kemarahan ialah cinta yang menyamar. Seperti cemburu ialah rindu yang menyusup. Biarkan saja perempuan marah-marah. Cukup dengarkan jangan ditanggapi sedikitpun. Yach, walaupun kalau tidak ditanggapi justru lebih parah. Biarkan dulu dia olahraga beberapa jam. Nanti kalau sudah reda baru tanya, “capek gak marah-marah?“ kasih air minum. Hehehee..... Bercanda ya. Tetapi memang jurus yang tepat ialah cukup didengarkan. Perempuan ngomel itu cuma minta didengarkan tidak dijawab. Kalau toh dia sudah capek pasti akan menyadari betapa dirinya sungguh-sungguh memang terlalu.

Cinta tak terlepas daripada rindu. Lalu jika kamu merasa mencintai seseorang apakah selalu dibarengi rindu? Rindu dengan sesuatu yang bahkan kamu tidak tahu itu. Bahkan terkadang kemarahannya pun kau rindukan.

Tetapi apakah kau juga merasa rindu padaNya? Paling tidak rindu pada jawaban atas do'a-do'amu. Jika manusia merasa rindu maka ia akan mencari jalan mendekatiNya. Agar tidak ada lagi jarak antara hatimu dan DIA. Sebab kau tak mau menciptakan ruang rindu yang menyekat. Kau ingin selalu menghadirkanNYA hanya karena rasa cintamu kepadaNYA. Bukan ketakutan. Yach, kita tidak perlu takut. Tetapi yang perlu kita tumbuhkan ialah rasa cinta kita terhadapNya bukan rasa ketakutan yang mendalam.



Seperti begitu pun padamu, kekasih
Bagaimana rindu akan datang kepadaku?
Jika setiap detak ialah namamu.
Bagaiamana kau berani merasa sendiri, kekasih?
Jika dalam setiap sujud aku memelukmu,
Memeluk hatimu,
Memeluk ruhmu,
Memeluk nafsmu,
Memeluk  serangkaian dirimu diluar tubuhmu,
Dalam alifku
Memelukmu dengan cintaku terhadap CintaNya lebih dulu.
Kau rasakan itu kan, kekasih.
Aku memeluk tapi bukan tubuhmu yang ku rengkuh.


Seharusnya memang tidak ada rasa takut kehilangan terhadap suatu atau sesiapa pun kan? Bagaimana yakin merasa kehilangan jika selalu tertanam di dalam hatimu? Bagaimana mungkin merasa jauh, jika jarakmu ialah hanya sebatas detak dan jantung? Semakin kau mencintaiNya maka semakin tidak terlihat ketakutan cintamu kepada makhluknya. Cintailah makhluk sebatas kemakhlukannya saja tanpa mengalahkan cintamu kepadaNya.

Tuesday, 9 July 2013

PKB buka cabang baru di Hongkong atau kampanye terselubung dibalik acara pengajian?

Well, setelah banyaknya teman-teman saya di Indonesia yang mempertanyakan kebenaran tentang dibukanya PKB Cabang Hongkong seperti yang diberitakan oleh merdeka.com ataupun metronews.com dan beberapa media lainnya maka saya mencoba mencari tahu. Benarkah PKB mendeklarasikan cabang barunya? Atau seperti opini kebanyakan masyarakat “PKB mencari dukungan dari BMI“.


Berikut adalah sepenggal paragraf yang saya ambil dari pemberitaan sebuah mass media.
Metrotvnews.com, Jakarta: Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Imam Nahrawi mendeklarasikan berdirinya PKB Cabang Hong Kong di Victoria Park.
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (8/7), menyebutkan acara deklarasi pada Minggu (7/7) dihadiri ribuan tenaga kerja Indonesia yang tergabung dalam Buruh Migran Indonesia dan Komunitas Migran Indonesia di Hong Kong.
Imam mengatakan, DPC Perwakilan PKB Hong Kong diresmikan bersamaan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-15 PKB sebagai langkah  menambah jangkauan dan kiprah PKB di luar negeri.


Apakah berita tersebut sesuai dengan kenyataan dilapangan? Tidak.
Berikut juga saya kutipkan sepenggal paragraf dari merdeka.com yang menuliskan berita senada.
Anggota Fraksi PKB DPR RI itu (red: Imam Nahrawi) juga menegaskan bahwa konsistensi perjuangan PKB terhadap hak-hak buruh migran melalui Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dipimpin Muhaimin Iskandar.
"Harap dicatat, PKB merupakan partai yang selama ini peduli dan konsisten memperjuangkan hak-hak tenaga kerja," katanya.
Melalui Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar maupun anggota Fraksi PKB di DPR Senayan, lanjut Imam, PKB membuat sekaligus turut mengawal berbagai kebijakan yang menyangkut kepentingan, kemaslahatan, serta kesejahteraan tenaga kerja Indonesia di luar negeri."Para tenaga kerja di luar negeri adalah pahlawan bangsa yang sedikit pun tidak boleh dilupakan kontribusi dan eksistensinya," tandas Imam.
Imam Nahrawi menambahkan, perjuangan PKB ke depannya akan semakin maksimal bila disertai dukungan dan doa dari seluruh tenaga kerja di Hongkong. Untuk itu, Imam berharap para tenaga kerja menggunakan hak pilihnya serta bersedia membantu secara ikhlas memenangkan PKB pada Pemilu 2014.(mdk/ded)

Apa yang sebenarnya terjadi di Victoria Park minggu 07 juli 2013 itu? 
Berikut ini adalah kutipan pemberitahuan acara pengajian dan sholawatan yang saya ambil dari DDHK.



DDHK News, Hong Kong – Memperingati miladnya yang ketiga dan menyambut Ramadhan 1434, Komunitas Migran Indonesia di Hong Kong (KOMI HK)  mengadakan Sholawat Senandung Religi dan Dzikir Akbar bersama H. Rhoma Irama, Ustadz H. Muhammad Natta, Mustafa (Debu), Jundhy Syaputra, dan Nasyid Bana. Ahad 7 Juli 2013, di lapangan Victoria Park, Causeway Bay, pukul 09.30 sampai selesai. Informasi: 92556***, 95117***. (Rima Khumaira/ddhongkong.org).*

Apakah yang sebenarnya terjadi?
Saya akan menjelaskannya perlahan. Sebenarnya acara minggu pagi di Victoria Park itu BUKANLAH MILIK PKB. Tetapi adalah perayaan HUT ke 3 KOMI Salah satu organisasi BMI di Hongkong. Pada acara tersebut telah diumumkan sebelumnya bahwa acaranya adalah  “Sholawat Senandung Religi dan Dzikir Akbar“ yang konon mengundang H. Rhoma Irama sebagai salah satunya. Tetapi pas hari H pihak panitia penyelenggara mengatakan bahwa bang haji tidak bisa datang karena ada kepentingan umroh. Loh, memangnya tidak melakukan konfirmasi jauh-jauh hari? Saya rasa rencana umroh tentu tidak beliau kerjakan secara mendadak. Pasti ada rencana, kalau memang tidak bisa hadir tentu tawaran itu akan ditolaknya. Tetapi ada beberapa kabar yang mengatakan bahwa pihak panitia penyelenggara memang tidak mengundang bang haji. Manakah yang benar? Pihak-pihak bersangkutan tentu lebih paham ketimbang saya.
Kembali kepada deklarasi PKB. Jadi begini, dalam acara tersebut yang awalnya memang bertajuk pengajian dan sholawatan lagu-lagu religi berubah menjadi acara kampanye dari PKB. Menurut keterangan teman hadir MC beberapa kali menyebut-nyebut PKB dalam sambutannya. PKB sebagai pendukung acara. Pada saat itulah banyak penonton yang kecewa bahkan mencaci panitia penyelenggara merasa dibohongi. Uang ticket tidak kembali padahal yang diharapkan sebagian besar pengunjung adalah acara pengajian dari bang haji. Jadi sangat tidak benar bahwa kedatangan perwakilan PKB itu dalam rangka pembukaan cabang barunya di Hongkong. Lah, mereka yang menonton itu beli kok ticketnya.


Ketika beberapa media gencar memberitakan mengenai pembukaan cabang baru PKB di Hongkong hal ini sempat membuat beberapa pihak kecewa. Terutama kalangan BMI yang merasa kehadiran mereka siang itu disalah manfaatkan. Pihak panitia dari KOMI sendiri pun telah meminta maaf atas ketidak hadiran Rhoma Irama. Sekali lagi ketertarikan dan antusiasme BMI bukan menyambut canbang baru PKB tetapi adalah iklan mengenai H. Rhoma Irama sebagai salah satu pengisi dakwah.
Hendaknyalah hal ini bisa diambil pelajaran oleh pihak-pihak yang lainnya jika ingin mengadakan acara serupa. Bukan tanggapan baik yang diterima oleh PKB justru sebagian besar BMI yang hadir merasa tertipu dengan acara kampanye terselubung berkedok pengajian tersebut. Banyak yang tidak suka tentunya, alih-alih mendapat dukungan ribuan (seperti yang ditulis media) justru cacian kemarahanlah yang mereka keluarkan.
Saya rasa bukanlah even yang tepat jika ingin berkampanye dan mencari dukungan. Mencari dukungan itu sah-sah saja, tetapi seharusnya datanglah dengan nama partainya bukan terselubung secara demikian. Semoga hal ini dapat menjadi pelajaran bagi KOMI agar tidak mudah dimanfaatkan untuk hal-hal lainnya. Sebenarnya bukan baru kali ini partai-partai memanfaatkan organisasi BMI. Sebelumnya juga ada partai yang memanfaatkan kedekatannya dengan organisasi BMI. Tetapi yang perlu digaris bawahi adalah tidak semua organisasi bisa dimanfaatkan seperti yang terjadi kali ini kepada KOMI. Dimanfaatkan atau memang kerjasama? Hanya mereka yang tahu dan Allah Maha Mengetahuinya. Salam. (Ay)

Sunday, 7 July 2013

Pentingnya Management Waktu

Terlambat. Apapun bentuk alasannya saya lebih sering tidak toleransi dengan pelakunya mengenai sebuah keterlambatan. Apalagi bila sudah disetujui jadwalnya entah itu pertemuan penting, sekedar makan, ke dokter, apapun jenisnya yang berhububgan degan ketepatan waktu. Termasuk kalau terlambat gajian tentu saya lebih tidak toleransi. Begitu juga kalian kan?

Jika alasannya ada kepentingan bagi saya itu alasan yang sudah kadaluarsa. Sebab setiap orang tentu punya kepentingan. Keperluan dan kewajiban. Tetapi hal yang perlu digaris bawahi ialah bagaimana kita mengatur waktu agar semua kewajiban kita terlaksana tepat waktu. Matipun kalau belum tepat waktunya juga tidak jadi mati kan? Walau dicoba bunuh diri menginginkan mati lebih awal.

So, kenapa saya katakan saya tidak punya toleransi dengan kata “TERLAMBAT“?

Hal ini berhubungan dengan tingkat keseriusan kita menghargai orang lain. Artinya, kita menghargai waktu orang lain yang disediakan untuk kita. Karena bisa jadi kepentingannya tidak hanya sekedar menemui kita. Dan terlebih menikmati keterlambatan yang kita timbulkan. Ada banyak keperluan orang lain yang tidak kita tahu. Bisa jadi dengan keluarga, klien, teman-temannya bahkan yang jarang kita pikirkan adalah dia juga ingin punya waktu untuk dirinya sendiri.

Dengan datang tepat waktu dan tidak membuat menunggu artinya kita benar-benar mengagendakan pertemuan itu dengan serius. Misalnya, jika kita ada meeting dengan klien ataupun calon customer (Asuransi) hal ini sangat berpengaruh. Kenapa? Jika pada awal pertemuan saja kita tidak mampu meyakinkan dengan bentuk tanggungjawab yang sederhana (tepat waktu) bagaimana dengan tanggungjawab yang lebih besar? Jika anda terlambat sudah jangan heran jika anda diragukan.

Contoh lain yang lebih penting ialah saat rekrutment. Jadwal interview. Hal ini sangat menentukan, tentu didukung dengan intelektualitas dan kinerja anda (jika ada pengalaman kerja).  Biasanya dari sini perwakilan perusahaan dapat menyimpulkan bagaimana anda kelak jika sudah bekerja. Baru wawancara saja sudah terlambat bagaimana jika sudah kerja? Kesempatan anda diterima sudah pasti lewat.

Terlambat sekali dua kali itu wajar. Tetapi jika terjadi ketiga kali itu menunjukkan bahwa kita jenis orang yang kurang mampu bertanggungjawab. Lalu bagaimana jika sudah berusaha maksimal tetapi ada hal tidak terduga yang harus diutamakan dan akhirnya membuat kita terlambat?

Well, segera lakukan konfirmasi. Memberikan kabar kepada pihak yang bersangkutan agar tidak bertanya-tanya dan menunggu tanpa jawaban. Entah itu terlambat bayar utang, tagihan, janjian.

Sesuatu yang sangat penting menyikapi hal ini adalah bagaimana kita memanage waktu. Yach, management waktu. Bukan hanya pengaturan financial yang butuh management, bukan hanya pemasaran, tetapi management waktu jauh lebih penting. Bagaimana kita mengkodisikan diri kita sendiri sedemikian rupa. Mulai dari bangun tidur di waktu subuh menjelang tidur malam hari lagi. Memanage kapan harus bekerja, istirahat, mencari hiburan ataupun menyendiri. Harus ada management waktu yang kondusif dari diri kita sendiri. Agar tidak terlalu capek dan semua bisa dikerjakan secara maksimal dengan waktu yang singkat.

Ada yang pernah bilang bahwa “saya tidak punya waktu yang cukup“ ; “Rasanya 24 jam terlalu singkat“. Dua puluh empat jam tidak cukup itu hanya untuk orang yang sedang jatuh cinta. Apa yang sebenarnya membuat anda seolah kekurangan waktu? Yup. Buruknya anda mengolah waktu. Management waktu. Jika anda mampu mengaturnya secara baik saya yakin anda akan punya banyak waktu senggang untuk diri anda sendiri.

Oleh karena pentingnya management waktu untuk diri anda dan saya sendiri juga. Mulai sekarang aturlah waktu sebaik mungkin.

“Kesempatan bisa saja kita ciptakan dengan mencari peluang tetapi waktu yang terbuang tidak bisa kita minta gantinya dan tidak ada yang mampu menciptakan ataupun mengulang detik yang sama setiap harinya.“

Saturday, 6 July 2013

Hidup itu Lingkaran

Seperti awan-awan dilangit. Ia menggumpal dengan segala bentuknya di atas sana. Lalu harus rela tertiup angin menjadi hujan manakala ia sedang asyik memamerkan bentuknya yang indah. Awan turun menjadi air hujan, jatuh ke daratan mengalir ke sungai dan kemudian mengalir ke laut lepas. Dipanasi matahari, ia menguap. Menjadi awan yang berduyun-duyun berarak di langit kembali. Ini perjalanannya.

Awan tidak pernah berhenti, ia tidak juga hilang. Hanya berubah bentuk dan nama di tempat yang berbeda.  Awan tidak menolak ketika ia harus berubah menjadi hitam kelam diantara kilat dan petir. Awan tidak jua melawan ketika angin menjadikannya tiada. Awan menerimanya, karena ia tahu akan perannya di langit sana. Dari yang ada akan menuju tiada sampai akhirnya menjadi ada.

Segala sesuatu di alam semesta ini berhubungan. Seperti lingkaran yang tidak terputus. Tidak ada sesuatu apapun yang terjadi secara “kebetulan“. Alam memainkan peranannya dengan apik.

Setiap manusia sebenarnya bisa berkomunikasi dengan alam. Ia menghadirkannya melalui firasat. Melalui angin. Sinar matahari. Tunas bersemi. Lautan biru. Gunung nan hijau. Alam berbicara. Tapi kadang kita yang enggan mendengarnya. Apakah kau pernah sesekali berbicara kepada daun? Yach, seperti filosofi sebuah daun yang dulu sempat aku tuliskan. Untukmu. Untuk aku dan saya. Untuk kita.

Daun pun tak pernah benar-benar luruh dan menghilang dari kehidupan alam. Ia jatuh menjadi busuk. Berubah menjadi humus. Kandungan mikroba di dalamnya berperan sebagai mineral dan nutrisi pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan menghasilkan udara. Menghasilkan bahan makanan. Bahan tekstil. Bahan kerajinan dan lainnya. Bahkan jika kita jeli disetiap helai benang yang kita kenakan ada peran daun disana.

Hidup yang tidak seperti garis lurus. Tetapi lingkaran. Lingkaran. Adakalanya engkau pun akan bertemu dengan orang yang telah lama kalian lupakan keberadaannya. Ada waktunya kita akan menemukan bagaimana peran kita yang sebenarnya dalam lingkaran ini.