Searching

Sunday, 3 February 2013

CINDE CATURANGGA

Gincumu,
Bisa jadi adalah senjata penakluk lelaki-lelaki yang aslinya dungu.

Gincumu,
Bukan hanya merahnya yang menyala

Gincumu,
Adalah serangkai mantra pembuka topeng lelaki-lelaki dipersundalan kekuasaan.
Persundalan atas nama kebesaran yang mengadaikan etika.

Gincumu,
Ingsun alit yang melambungkan lelaki-lelaki genit hilang keperkasaannya.

Gincumu,
Yang dianggap biang keributan ketika lena memuncakan mereka dalam nikmat perkosaan zaman.

Gincumu,
Bisa meluluh lantahkan tatanan kedai "Ngabei" yang dihuni para senopati-senopati tak bernyali.
Nyalinya hanya sebatas urusan gincu yang merah tak peduli darah.

Gincumu,
Adalah nyanyian-nyanyian "candrika" yang mendayu.
Gincumu, adalah jalan pedang menghunus usus-usus yang lama terisi kebobrokan.

Gincumu itu,
Ingsun yang menari.
Tak sekedar lenggok menjual diri.
Sundal yang dijual oleh tuannya sendiri.
Sampai kelak menjadi Candarini.






Braemar Hill, 03 Februari 2013
Kain sutera berbunga tersusun lengkap
Ay


No comments:

Post a Comment